Kamis, 31 Oktober 2013

PENGARUH ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK


1. Pengaruh Orang Tua  Terhadap Pendidikan Anak
Secara kodrati orang tua memiliki peran dominan  terhadap pembinaan putra-putrinya yang merupakan amanat dari Allah SWT dan harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah nanti. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an surat At-tahrim ayat 6 yaitu :

يَآيُّــهَـاالَّذِيْنَ اَمَـنُوْا قُـوْآاَنْفُسَكُمُ وَاَهْـلِيْكُمْ نَارًا ........الاية  (سورة التحريم اية 6 )

Artinya : Wahai orang yang beriman,jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.(QS,AT tahrim ayat 6)

Bagi orang tua, anak merupakan satu nikmat dari Allah, pahala yang mengalir dan  pehiasan kehidupan dunia. Mereka adalah cahaya mata, pengharum hidup, buah hati, dan bumbu-bumbu kehidupan, mereka adalah tulang punggung orang tua, tunas kehidupan, mutiara cinta, jembatan generasi harapan, kenangan abadi sampai alam akhirot. Anak kita merupakan  hasil cinta dan ladang harapan kita. Mereka itu ibarat ranting yang rindang, bunga yang indah, penyejuk hati, ibarat taman rumah, belahan hati, keindahan hidup yang merupakan bagain dari kita.
Menjadi orang tua yang baik merupakan syarat muntlak dalam rangka mewujudkan keberhasilan pendidikan bagi anak, orang tua harus mampu mengadakan pembinaan yang baik bagi anaknya. Pembinaan anak tersebut meliputi beberapa hal baik pembinaan fisik, mental, tatakrama serta pendidikan agama. Seiring dengan dinamika yang berkembang di masyarakat, orang tua dituntut untuk lebih mencermati, menyikapi apa yang dilakukan oleh putra-putrinya  serta lebih memperhatikan pengawasan dan pembinaan terhadap putra-putrinya agar tidak tersesat ke dalam arus pergaulan yang tidak baik yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Masa kanak-kanak merupakan awal kehidupan bagi manusia, anak adalah benih generasi mendatang. Benih itu memperlukan tanah yang subur dan lingkungan yang baik sehingga dalam mendidik anak  peran orang tua  dan lingkungan untuk membentuk kepribadian anak sangatlah penting. Keluarga ibarat sekolah pertama sebagai pusat untuk menumbuh-kembangkan kepribadian anak, juga untuk mencari pengetahuan dan pengalaman bagi sang anak.Keluarga adalah perantara untuk membangun kesempurnaan akal anak, dan kedua orang tuanyalah yang bertanggung jawab untuk mengarahkan serta membangun (mengembangkan) kepahaman anak. Karena anak dilahirkan dalam keadaan fitroh sebagaimana hadist di bawa ini :
عن أبى هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قا ل كل إنسان تلده أمه على الفطرة  وأبواه بعد  يهودانه  ويمجسانه  فإن كانا مسلمين فمسلم  ........ . الحد يث (رواه مسلم ) 
Artinya : Tiap-tiap anak dilahirkan oleh ibunya atas fitroh (bersih dari dosa),kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu Yahudi,  Nasran atau Majusi. Jika kedua orang tuanya Islam, maka seharusnya anaknya juga Islam.

Disinilah peran orang tua sebagai pembentuk karakter pada anak sangat dominan. Sehingga dalam mendidik anak hendaknya bisa dengan baik, salah satunya dengan memberi contoh yang baik,bukan sekedar hanya menasehati, memerintah atau bahkan membentak.Anak akan lebih cepat terpengaruh sikap dan perilaku orang yang ada disekitarnya daripada hanya nasehat. Karena salah satu ciri anak adalah suka mengikuti apa yang ia lihat. Orang tua yang baik hendaknya terketuk hatinya dan merasa terpanggil untuk ikut andil ambil bagaian  dalam ikut menyukseskan pendidikan agama anaknya. Orang tua seharusnya bisa introspeksi, berfikir jernih dan benar, sudah berapa banyak waktu yang dihabiskan anak untuk mencari ilmu keduniawian dibandingkan ilmu agama? Sudah berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk anaknya dalam  hal urusan keduniawian? Sudahkah sebagai orang tua dalam mendidik anaknya memperhatikan dan mengutamakan pendidikan agamanya? Sejauh mana biaya yang dikeluarkan orang tua untuk pendidikan agama anaknya? Dan apakah orang tua sudah memperhatikan masalah ibadah anaknya.
Memang tidak bisa dipungkiri  bahwa urusan duniawi bukanlah hal yang patut diremehkan, bahkan  merupakan suatu kuwajaran setiap orang tua  mengharapkan  putra-putrinya bisa sekolah setinggi-tingginya, kelak punya kedudukan yang tinggi, pekerjaan yang mentereng bisa hidup berkecukupan dan taraf ekonomi yang baik dan mapan. Tetapi hal ini jangan lantas dijadikan persepsi bahwa pendidikan agama tidak lebih penting daripada pendidikan dunianya, banyak contoh para Alim Ulama’ yang berhasil dalam urusan duniawinya bahkan belum pernah terjadi seorang Alim Ulama’ kelaparan. Karena Allah telah berjanji akan selalu menolong kepada orang-orang yang selalu menolong agamaNya dan selalu tertib ibadah padaNya, bahkan Allah akan mengangkat derajadnya baik didunia maupun di akheratnya, dan menjamin kehidupan yang layak, berdasarkan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :
... ....يَرْفَعِ اللَّـهُ الَّذِيْنَ اَمَـنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ اُوْتُـواالْعِلْمَ دَرَجَةٍ ’وَاللَّــهُ بِمَا تَعْمَـلُوْنَ خَبِيْرٌ (سورة المجا د له اية اا)
Artinya : Allah akan mengangkat derajadnya orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajad yang tinggi dan Allah Maha Waspada dengan apa yang kalian amalkan. (QS.Al <Mujadalah ayat 11). 

Untuk itu pengaruh orang tua sangat menentukan atas keberhasilan terhadap pendidikan anak-anaknya. Maka berhasil tidaknya pendidikan anaknya akan ikut ditentukan baik tidaknya oarang tua dalam memberikan pendidikan bagi anak-anaknya.

2.      Orang Tua Yang Baik
Sudah menjadi suatu hal yang semestinya bahwa pendidikan anak dimulai dari sejak anak usia dini yang tentunya pendidikan tersebut akan dimulai dari ruang lingkup keluarga, yang mana orang tua yang akan sangat menentukannya.Orang tua yang baik harus bisa memberikan pendidikan yang bauk, tanggung jawab orang tua tidak hanya di dunia tapi juga di akherat. Dalam pengembangan berat tapi mulya ini, orang tua harus dapat memposisikan dan menjalankan peranya sebagai orang tua yang baik. Posisi dan peran orang tua  sangat strategis dan sangat melekat dalam menjadikan anak-anaknya menjadi yang terbaik, menjadi pribadi yang tumbuh dalam bingkai kemajemukan tapi memiliki jati diri yang kuat untuk menyongsong masa depan. 
Stephen R. Covey ( 1997 ) mengemukakan empat prinsip peranan oarang tua atau keluarga dalam pendidikan anak, yitu :
a.       Modelling yaitu : Orang tua adalah contoh atau model panutan bagi anaknya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa teladan yang baik dari orang tua mempunyai pengaruh yang kuat bagi anak. Orang tua merupakan model yang pertama dan terdepan bagi anak (baik positif ataupun negatif), dan merupakan pola pembentukan “way of live” anak. Cara berfikir dan berbuat anak dibentuk oleh cara berfikir dan berbuat orang tuanya. Melalui modelling ini orang tua telah mewariskan cara berfikirnya kepada anaknya, yang kadang-kadang sampai generasi berikutnya. Maka sebagai orang tua yang baik harus bisa menjadi seorang “Modelling” yang baik bagi anaknya.
b.      Mentoring, yaitu kemampuan  untuk menjalin atau membangun hubungan, investasi  emosional (kasih sayang kepada orang lain) atau pemberian perlindungan kepada orang lain secara mendalam, jujur dan tidak bersyarat. Sebagai orang tua yang baik tentunya juga harus bisa menjadi seorang “mentoring” bagi anaknya.
c.       Organisinzing, yaitu keluarga seperti perusahaan yang memerlukan tim kerja dan bekerjasama antar anggota dalam menyeleseaikan tugas-tugas atau memenui kebutuhan keluarga. Maka disini orang tualah yang menjadi pemimpin dalam perusahaan tersebut terutama seorang ayah, supaya bisa menjadi pemimpin yang baik buat keluarganya.
d.      Teaching, yaitu terkait dengan peran orang tua sebagai guru atau pengajar bagi anak-anaknya mengenai hukum-hukum (prinsip-prinsip) dasar kehidupan. Disini orang tua menciptakan kemampuan dasar (conscious comptence) pada diri anak, yaitu anak memahami tentang apa yang mereka kerjakan  dan alasan  tentang mengapa mereka mengerjakan itu. Dengan demikian anak akan enjoy mengerjakan sesuatu yang telah difikirkan dan direncanakan sendiri bukan karena paksaan dari orang tua.
Di sampimg peran di atas, fungsi utama orang tua adalah bisa menempatkan fungsi keluarga denagan semestinya, yang menyangkut fungsi ayah, ibu dan anak yang meliputi sebagai berikut : [5]
  1. Fungsi sosial, Orang tua atau keluarga memberikan prestise dan status kepada angota keluarganya.
  2. Fungsi edukatif, Orang tua memberiakan pendidikan kepada anak-anaknya
  3. Fungsi protektif, Orang tua melindungi angotanya terutama anaknya dari acaman fisik, ekonomi dan psikososial.
  4. Fungsi religius, Orang tua memberikan pengalaman spiritual (keagamaan) kepada anak-anaknya.
  5. Fungsi efektif, Orang tua memberikan kasih sayang dan melahirkan keturunan.
  6. Fungsi ekonomis, Keluarga merupakan  satuan sosial yang mandiri, yaitu anggota keluarganya menkosomsi barang yang diproduksi sendiri dan tidak konsumtif.

Sebagai orang tua yang baik sudah semestinya bisa menempatkan fungsinya seperti yang tersebut diatas. Selama ini banyak masyarakat sering melupakan kontribusi kelurga  dalam mengontruksi tatanan sosial sehingga setiap muncul sesuatu dalam masyarakat,  perhatian orang tua  selalu pada institusi-institusi formal. Padahal  perilaku sosial sangat dipengaruhi oleh sejauh mana orang tua menjalankan peran dan fungsinya mendidik anak-anaknya  secara matang dan efektif sebagai modal dasar dalm membangun kehidupan keluarga dan tentunya akan juga akan berpengaruh pada pendidikan  yang ada ditingkatan formal termasuk pendidika yang ada di TPA  AL-Muhajirin Tambun.
Orang tua yang baik akan selalu berperan aktif dalam menorehkan warna pada kanvas kehidupan sang anak. Oleh karena itu , sebagai orang tua dan sekaligus sebagai pendidik  haruslah mewarnai hidup anak dengan akhlak yang baik , yakni akhlak yang di contohkan oleh Rosulullah SAW. Dan sesungguhnya dari dalam diri orang tua  tertumpu harapan besar akan terciptanya susana kehidupan rumah tangga yang harmonis, yang saling asah, asih, asuh. Kehidupan keluarga yang senantiasa  dibingkai dengan lembutnya cinta dan kasih sayang serta nuansa agama akan melahirkan generasi-generasi impian yang diharapkan. Untuk mewujudkan  tujuan mulia tersebut  diatas , maka sebagai orang tua yang baik  akan selalu berusaha membentuk karakter anak dengan baik yang meliputi antara lain  :
  1. Memberi nama yang baik dan mengajari budi pekerti
Salah satu bentuk kemuliaan dan kebaikan yang harus dilakukan oleh orang tua adalah memberikan nama yang baik kepada anaknya yang baru dilahirkan serta memberikan pendidikan budi pekerti yang baik. Karena nama dan panggilan yang baik akan meninggalkan kesan positif dalam hati.
Seperti yang diriwayatkan dari Rosulullah SAW :
إنكم تدعون يوم القيامة بأسمائكم وأسماء آبائكم فأحسنوا أسماءكم  (رواه أبوداود عن أبى الدرداء)
Artinya : Sesungguhnya kalian pada hari kiamat nanti akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak kalian, maka memperbaikilah nama-nama kalian. [6]
أكرموا أبناءكم وأحسنوا أدبهم  (راوه ابن مماجه عن أنس بن ما لك )         
Artinya : Muliakanlah anak-anakmu dan didiklah mereka dengan baik. [7]
ما نحل والد والدا خيرا له من أدب حسن  (رواه الحاكم عن عمرو بن سعيد )
Artinya : Tiada suatu ppemberianpun yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya ,selainpendidikan yang baik. [8]

  1. Tanamkan aqidah dan kepahaman yang kuat
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling peka untuk menanamkan aqidah, sikap hidup, sikap saling menghormati, sopan santun, tatakrama maupun sosial budaya. Sebagai orang tua yang baik harus sudah menanamkan aqidah dan kepahaman agama pada anaknya sejak kecil dan juga harus mampu memberikan teladan yang baik.Pertama  tugas orang tua adalah memberikan kepahaman agama islam  pada anaknya.. igatlah firman Alla dalam surat Ali-imron ayat 102 yaitu :

يَآيُّــهَـاالَّذِيْنَ اَمَـنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَتِهِ وَلاَ تَمُـوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُّسْـلِمُوْنَ  (سورة العمران اية 102 )
Artinya.:  Hai orang-orang yang beriman, kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa dalam keadaan beragama Islam. [

c.   Ajarkan kerukunan , melalui sikap toleransi dalam hidup bersama
Dalam hal mengajari akhlaq kepada anak-anaknya , “buah tidak akan pernah jatuh jauh dari pohonnya” . Begitulah ungkapan yang mengiistilahkan begitu dekatnya kepribadian seorang anak dengan kepribadian orang tuanya. Memiliki kepribadian yang mulia bagi orang tua saat ini, adalah hal yang wajib kita tunjukkan kepada anak-anaknya. Karena hal ini akan mudah diterima  dari pada hanya sekedar tiori, bicara, dan nasehat-nasehat yang kadang-kadang anak jauh dari orang tuanya. Untuk itu dalam mendidik anak-anaknya orang tua supaya mengingat kata-kata bijak seperti dibawa ini :
~ “Apa bila anak dibesarkan denagn toleransi, ia akan belajar menahan diri”
~ “Apa bila anak dibesarkan dengan motifasi, ia akan belajar percaya diri”
~ “Apa bila anak dibesarkan denagan sebaik-baiknya perlakuan, ia akan belajar keadilan”
~ “Apa bila anak dibesarkan dengan kasih sayang, ia akan belajar menemukan cinta dalam kehidupan”
Maka dari itu kita sebagia orang tua harus bisa menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kita. Insya’Allah kalau kita bisa jadi orang tua yang baik anak kita akan jadi baik pula.
3.      Orang Tua Yang Tidak Baik
Sudah menjadi hukum alam kalau kita tidak bisa menjadi orang tua yang baik berarti kita akan menjadi oarang tua yang tidak baik, berarti kita harus siap juga akan menelan pil pait yaitu anak kita akan menjadi tidak baik pula. Jangan pernah menyalahkan anak tidak bisa berbuat baik kalau kita sebagai orang tua tidak bisa memberikan contoh yang baik, tentunya akan timbul pertanyaan, Bagai mana anak bisa baik kalau mereka tadak pernah melihat kebaikan dari orang tuanya.
Yang biasanya menjadi kesalahan orang tua yaitu, oarng tua kadang mempunyai fikiran baik bagi orang tua pasti baik bagi anak, padahal  baik bagi orang tua tidak serta merta baik bagi anak. Kadang orang tua hanya memasrahkan pendidikaan anaknya pada institusi sekolahan saja, oarang tua merasa cukup kalau mereka sudah mengeluarkan biaya yang banyak buat pendidikan anaknya tanpa memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya. Padahal belakangan ini,institusi keluarga  menjadi syorotan, baik buruknya masyarakat dinilai dari profil-profil keluarga di dalamnya, menyangkut peran orang tua dalam menginternalisasi / menanamkan nilai-nilai moral-moral dan norma-norma sosial terhadap anak. Dalam kehidupan sosial pun kini banyak bermunculan perilaku remaja dan anak-anak yang suka menyimpang dari norma-nirma sosial, ternyata setelah dicermati termasuk faktor pengaruh yang tidak baik dari orang tuanya juga ikut andil dalam hal tersebut.
Termasuk orang tua yang tidak baik adalah yang kurang memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya terutama sekali pendidikan agamanya, orang tua hanya sibuk mengurusi keduniaan saja tanpa memperdulikan pada pendidikan agama anaknya, mereka berpendapat kalau yang dinamakan keberhasilan adalah yang sukses dalam dunianya, Sehingga banyak orang tua yang hanya sibuk ngurusi pendidikan dunianya, mereka lebih kuatir anaknya tidak menguasai ilmu matematika,ipa,bahasa Inggris, komputer dan ilmu keduniaan yang lain dari pada anaknya tidak mengerti masalah agama. Sehingga tidak sedikit orang tua akirnya menyesal setelah anaknya berhasil keduniaannya seorang anak lupa tentang kuwajibannya terhadap orang tuanya dan terhadap Tuhannya. Banyak anak-anak setelah berhasil lupa dengan orang tuannya, lupa dengan jerih payah orang tuanya dalam membantu keberhasilannya, banyak anak yang  justru berani menentang orang tuanya, tidak sopan terhadap orang tuanya, sehingga ada istilah Kalau orang tunya kaya anak jadi raja, kalau anaknya kaya orang tua jadi pembantunya” Naudzubillah min dzalik.
Lebih tidak baik lagi, kalau orang tua tidak bisa memberikan contoh yang baik justru memberikan contoh dan pendidikan yang tiadak baik terhadap anak-anaknya, seperti didalam kehidupan kelurga, orang tua selalu ribut didepan anak-anaknya, seorang ayah memberikan contoh yang tidak baik bagi anakya sepetri gampang emosi, gampang marah, ringan tangan, berkata kasar, semena-mena, menang sendiri, tidak mencerminkan seorang pemimpin yang baik yang bisa diteladani, begitu juga seorang ibu, selalu tidak sopan terhadap suaminya, selalu membantah, berkata kasar, sering keluar rumah yang tidak ada tujuannya, tidak bisa mencerminkan ibu yang baik bagi anak-anaknya. Supaya diingat kata-kat bijak di bawa ini :
~ “Apa bila anak dibesarkan dalam celaan, maka ia akan belajar memaki”
~ “Apa bila anak dibesarkan dalam permusuhan, maka ia akan belajar berkelahi”
~ “Apa bila anak dibesarkanb dalam cemoohan, maka ia akan belajar rendah diri”
~ “Apa bila anak dibesarkan dalam penghinaan, maka ia akan belajar menyesali diri”
Maka kita sebagai orang tua jangan sampai menjadi contoh yang tidak baik bagi anak-anak kita, kita supaya selalu ingat kalua orang tua adalah guru pertama bagi anak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar