Kemurnian Agama Islam di Indonesia
Firman Allah yang Maha Luhur:
1.
Quran Surat Al Bayinah ayat 5
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَ يُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَ يُؤْتُوا
الزَّكَاةَ وَ ذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Dan mereka tidak diperintah kecuali menyembah Allah dengan
cara memurnikan Agama dengan niat karna Allah dengan condong …”.
2.
Quran Surat Al Ghofar ayat 14
فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ
الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Maka menyembahlah kalian kepada
Allah dengan memurnikan agama dengan niat karena Allah, walaupun orang-orang
kafir benci”.
Kemurnian Agama Islam bisa diukur dari 3 aspek:
Kemurnian Agama Islam bisa diukur dari 3 aspek:
- Murni pedomannya yaitu Al Quran dan Al Hadist
- Murni pengamalannya, berdasarkan tuntunan Allah dan Rasulullah SAW dalam Al-Quran dan Al-Hadist, tidak dicampuri bid’ah, syirik, tahyul, dan kemaksiatan/pelanggaran
- Murni niatnya, niat karena Allah; semata-mata bertujuan ingin masuk Surga selamat dari neraka
Dalam Al Quran dan Al Hadist telah
dimuat ketentuan-ketentuan, hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang berkaitan
dengan perintah atau larangan, halal atau haram, pahala atau dosa dan surga
atau neraka.
Umat Islam yang beribadah kepada Allah dengan berpedoman murni pada Al Quran dan Al Hadist tidak dicampuri dengan perbuatan syirik, khurofat, tahayul dan maksiat serta didasari niat karena Allah, semata-mata tujuan mencari Surga Allah dan takut akan siksa Allah berupa Neraka dijamin;
Umat Islam yang beribadah kepada Allah dengan berpedoman murni pada Al Quran dan Al Hadist tidak dicampuri dengan perbuatan syirik, khurofat, tahayul dan maksiat serta didasari niat karena Allah, semata-mata tujuan mencari Surga Allah dan takut akan siksa Allah berupa Neraka dijamin;
- PASTI BENAR,
- PASTI SAH,
- PASTI DITERIMA oleh ALLAH dan
- PASTI MASUK SURGA
I.
Murni Pedomannya: Al Quran dan Al Hadist
Al Quran dan Al Hadist adalah
pedoman agama Islam yang diakui oleh seluruh umat Islam di dunia.
Al
Quran
adalah firman Allah
Al
Hadist
adalah sunnah Rosulullah yang terdiri dari semua ucapan dan
perbuatan Rosulullah SAW dan semua pengakuan terhadap ucapan dan perbuatan para
sahabat dan yang dicita-citakan oleh Rosulullah SAW.
Firman
Allah yang Maha Luhur:
1.
Quran Surat Al An’am ayat 153
وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا
فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ
ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan sesungguhnya ini (Al Quran) adalah jalanKu yang benar
maka ikutilah, dan janganlah mengikuti setiap jalan, maka akan tersesat kamu
sekalian dari jalan Allah”.
2.
Quran Surat Azzuhruf ayat 43
فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ
إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Maka berpegang teguhlah dengan apa-apa yang telah
diwahyukan kepadamu (Muhammad), sesungguhnya engkau berada di jalan yang
benar”.
3.
Quran Surat Al Hasr ayat 7
مَّا أَفَاء اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ
مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى
وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاء
مِنكُمْ وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا
وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan apa-apa (peraturan) yang Rasul datangkan pada kalian
maka ambillah, dan apa-apa yang Rasul melarang maka jauhilah”.
4.
Quran Surat An Nisa’ ayat 13
تِلْكَ حُدُودُ اللّهِ وَمَن يُطِعِ
اللّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Demikian itu undang-undang Allah. Barang siapa taat kepada
Allah dan UtusanNya (Allah) akan memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir
dari sekitar Surga beberapa sungai, mereka kekal di dalamnya. Demikian itu
keuntungan yang luar biasa besar”.
Sabda
Rosulullah SAW:
- عَنْ مَالِكٍ أَنَّهُ بَلَغَهُ أنَّ رَسُولِ اللهِ صَلَى اللَّه عَلَيهِ وَسَلَمَ قَالَ تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابِ اللهِ وَ سُنَّةِ نَبِّهِ * رواه مالك فى الموطأ
“Aku
(Nabi) telah meninggalkan kepada kamu sekalian dua perkara. Kalian tidak akan
tersesat (pasti benarnya) selagi berpegang teguh pada keduanya, yaitu
Kitabillah (Al Quran) dan Sunah Nabi (Al Hadist)”.
Hadist riwayat Malik
- فَإنَّ هَذَا الْقُرْأَنْ طَرَفُهُ بِيَد اللهِ وَ طَرَفُهُ بِأَيْدِكُمْ فَتَمَسَكُوْا بِهِ، فَإِنّكُمْ لَنْ تَهْلِكُوْا وَلَنْ تَضِلّوْا بَعْدَهُ أَبَدًا * رواه الطبرانى
“Maka
sesungguhnya ini Al Quran ujungnya yang satu di tangan Allah dan ujung satunya
di tangan kalian, maka berpegang teguhlah pada Al Quran. Maka sesungguhnya
kalian tidak akan rusak selamanya (pasti selamat) dan tidak akan tersesat
(pasti benar) bila berpegang tteguh pada Al Quran”.
Hadist riwayat Thobroni
- عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ صَلَى اللَّه عَلَيهِ وَسَلَمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ... الحديث * رواه ابن ماجه
“Mencari
ilmu itu kewajiban bagi setiap orang Islam”.
Hadist riwayat Nasa’I dari Anas bin Malik
- العِلْمُ ثَلَاثَةٌ وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ فَضْلٌ ءاَيَةٌ مُحْكَمَةٌ أَوْ سُنَّةٌ قَائِمَةٌ أَوْ فَرِيْضَةٌ عَادِلَةٌ * رواه أبوداود عن عبدالله بن عمرو بن العاص
“Ilmu
(yang wajib di cari) itu ada tiga, adapun selain dari tiga itu merupakan
lebihan (tidak wajib dicari); ayat yang muhkam (Al Quran) Sunnah yang tegak (Al
Hadist) atau ilmu faroid yang adil (ilmu pembagian waris)”.
Hadist riwayat Abu Dawud dari Abdulloh bin U’mar bin A’sh
II.
Murni Amalannya
Tidak Bid’ah, Tidak Syirik, Tidak
Tahayul, Tidak berbuat Maksiat dan dosa.
Tidak
Bid'ah
Bid’ah menurut Imam Syaathibi adalah semua perbuatan yang
diada-adakan, yang menyerupai syariat Agama Islam dengan tujuan untuk
mengepolkan ibadah kepada Allah namun tidak ada dasar hukum dalam Syariat Agama
Islam dalam Al Quran dan Al Hadist yang memperbolehkan.
Sabda
Rosulullah SAW:
- وَ شَرُّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَ كُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ * رواه النسائى عن جابر بن عبدالله
“Dan
sejelek-jeleknya perkara (agama) adalah barunya perkara dan semua perkara baru
dalam agama adalah bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat dan semua kesesatan itu
ke neraka”.
Hadist riwayat Nasa’I dari Jabir bin Abdullah
- مَنْ اَحْدَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيْهِ فَهُوَ رَدٌّ * رواه البخارى عن عائشة
“Barang
siapa yang memperbaharui perkara di dalam perkara agamaKu ini dengan sesuatu
yang tidak ada di dalam perkara agama (tidak ada contoh/perintah dalam Al Quran
dan Al Hadist) maka orang tersebut ditolak amalannya”.
Hadist Riwayat Bukhori dari Aisah
- أَبَى اللهِ أَنْ يُقْبَلَ عَمَلَ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعَ بِدْعَتَهُ * رواه ابن ماجه عن عبدالله بن عباس
“Allah
tidak menerima amalan orang yang masih mengerjakan bid’ah sampai ia
meninggalkan bid’ahnya.
Hadist Ibnu Majjah dari Abdulloh bin A’bas
- ... فَاِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتْى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّيْنَ الرَّاشِدِيْنَ تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ ...الحدث* رواه أبوداود
“Sesungguhnya
barang siapa hidup setelah Aku (Nabi) maka ia akan menjumpai banyak
perselisihan. Maka tetapilah sunahKu (Nabi) dan Sunahnya para Kholifah yang
mendapatkan petunjuk dan benar. Berpegang teguhlah pada sunah-sunah tersebut
dan gigitlah dengan gigi geraham (pegang teguh dengan kuat)”.
Hadist Riwayat Abu Dawud
Berdasarka sabda Rasulullah SAW di
atas jelas bahwa amalan ibadah yang tidak didasarkan perintah Allah dan
Rasulullah SAW, tidak ada contoh dari Rasulullah SAW, dan tidak ada jaminan
kebenaran dari Allah dan Rasulullah SAW tidak diterima oleh Allah atau
ditolak dan sia-sia.
Contoh-contoh amal ibadah yang tidak termasuk bid'ah karena ada jaminan kebenaran dari Allah dan Rasulullah SAW yaitu sunahnya para Khulafaa'ur roosyidin, seperti:
Contoh-contoh amal ibadah yang tidak termasuk bid'ah karena ada jaminan kebenaran dari Allah dan Rasulullah SAW yaitu sunahnya para Khulafaa'ur roosyidin, seperti:
- Salat terawih di bulan Ramadhan merupakan sunah yang dibuat oleh Umar bin Khatab dan sebelumnya Nabi SAW tidak pernah mencontohkan salat lail dikerjakan secara berjamaah.
- Ustman bin Affan membuat sunah azan yang ketiga sebelum shalat Jum'at. yang mana sebelumnya azan sebelum salat Jum'at hanya dua kali yaitu Azan pertama da Qomat sebelum salat.
Tidak
Syirik
Syirik adalah menyekutukan Allah (menyamakan) Allah dengan apapun
dalam bentuk ucapan, amalan maupun keyakinan. Keyakinan bahwa ada kekuatan
selain Allah yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia termasuk syirik.
Termasuk perbuatan syirik adalah:
Termasuk perbuatan syirik adalah:
Khurofat
Cerita-cerita bohong yang dianggap
benar yang tidak ada dasarnya dalam Al Quran dan Al Hadist.
Tahayul
Cerita-cerita mistis, horor hasil angan-angan yang dijadikan
kepercayaan dan keyakinan.
Firman
Alloh yang Maha Luhur:
1.
Quran Surat Azzumr ayat 65
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan padamu (Muhammad) dan
pada orang-orang (para Rosul) sebelumMu, sesungguhnya jika engkau syirik maka
amalanmu akan lebur dan engkau tergolong orang yang rugi”.
2.
Quran Surat Al Maidah ayat 72
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ
إِنَّ اللّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي
إِسْرَائِيلَ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ
فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا
لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Sesungguhnya barang siapa yang berbuat syirik pada Allah
maka sungguh-sungguh Allah mengharamkan padanya masuk Surga dan tempat orang
tersebut adalah di neraka dan tidak ada penolong bagi orang-orang zalim”
3.
Quran Surat Al An’am ayat 88
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ
إِنَّ اللّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي
إِسْرَائِيلَ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ
فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا
لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Dan seandainya mereka berbuat syirik maka niscaya amal
perbuatan mereka lebur”.
4.
Quran Surat An Nisa’ ayat 116
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي
الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ
هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni jika mereka
menyekutukan padaNya ( Allah) dan Allah akan mengampuni dosa-dosa selain syirik
pada orang yang dikehendaki dan barang siapa yang menyekutukan pada Allah maka
benar-benar dia sesat dengan sesat yang jauh”.
III.
Murni Niatnya:
Karna Allah, tujuan semata-mata
ingin masuk surga selamat dari siksa neraka
Firman
Alloh yang Maha Luhur:
1.
Quran Surat Al Lail ayat 19-21
وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ
تُجْزَى - ١٩ إِلَّا ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى - ٢٠ وَلَسَوْفَ يَرْضَى
- ٢١
“Dan tidak ada bagi seseorang yang
dibalas dengan kenikmatan Allah (Surga) di sisi Allah. Kecuali (amalannya)
karena mencari wajah Allah Tuhannya yang Maha Mulya. Dan mereka akan senantiasa
berbahagia”.
2.
Quran Surat Al Isro' ayat 57
أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ
يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ
رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
"Orang-orang yang mereka seru
itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka {1} siapa di antara
mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut
akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. ”.
Sabda
Rosulullah SAW:
- إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصً وَبْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ ... الحديث* رواه النسائى عن أبى أمامة الباهلى
“Sesungguhnya
Allah tidak akan menerima suatu amalan kecuali amalan itu murni dan didasari
niat mencari wajahNya (Allah)”.
[Hadist riwayat Nasa i dari Abi Amamah]
- عَنْ شَدَّادٍ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللَّه عَلَيهِ وَسَلَمَ إِنَّ أَخْوَفُ عَلَى أُمَّتِى الإِشْرَاكُ بِاللهِ أَمَا إِنّى لَسْتُ أَقُولُ يَعْبُدُوْنَ شَمْسًا وَلاَ قَمَرًا وَلاَ وَثَنًا وَلَكِنْ أَعْمَالاً لِغَيْرِ اللهِ وَ شَهْوَةً خَفِيَّةً* رواه ابن ماجه
“Sesungguhnya
yang paling Aku (Nabi) khawatirkan terhadap umatku adalah syirik pada Allah.
Ingatlah sesungguhnya tidak aku katakan mereka menyembah matahari, rembulan
atau berhala akan tetapi beberapa amalan yang dikerjakan dengan niat tidak
karna Allah dan ada keinginan lain yang tersembunyi (samar)”.
[Hadist riwayat Thobroni]
- مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمً مِمَّا يُبْتَغَ بِهِ وَجْهُ اللهِ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُضِبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ* رواه أحمد عن أبى هُرَيرة
“Barang
siapa mempelajari suatu ilmu yang semestinya ditujukan untuk mencari wajah
Allah Azza wa Jalla namun ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan
kekayaan dunia maka dia tidak akan mencium bau wanginya Surga pada hari
kiamat”.
[Hadist riwayat Ahmad dari Abi Huroiroh]
III.
Murni Bentuknya:
Dalam menetapi agama juga harus murni bentuknya yaitu harus berbentuk Jama'ah.
Untuk murni bentuknya kita akan bahas dalam kesempatan lain...........
Untuk murni bentuknya kita akan bahas dalam kesempatan lain...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar