Selasa, 18 Juni 2013

LDII MEMBANGUN SDM UNGGUL HARAPAN BANGSA


 
Upaya PC LDII Tambun Selatan Membangun SDM Unggul Harapan Bangsa

Upaya-upaya ldii dalam membangun generasi unggul terbagi menjadi tiga (3) upaya; Upaya Religi (Keagamaan), Upaya Psiko-Sosiologis (pendekatan dengan ilmu psiko-sosial) dan Upaya Human Resources Management (Managemen SDM).

    Upaya Religi ( Keagamaan)

Beberapa referensi menunjukkan bahwa ciri-ciri keunggulan yaitu adanya keimanan yang utuh, amal ibadah yang meliputi ibadah madhoh dan ghoiru madhoh termasuk di dalamnya akhlakul karimah yang semuanya merupakan cerminan keimanan dan amal shalih.

1.1   Keimanan yang utuh

Keimanan kepada Allah SWT adalah modal dasar pembinaan ummah. Dengan keimanan

Itu akan lahirlah individu ldii yang unggul dan masyarakat yang berbudi luhur, berdisiplin dan beramanah demi kebaikan di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:

“Demi masa sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian kecuali orang yang beriman dan beramal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”

Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa manusia yang tidak rugi (beruntung) ialah mereka yang beriman beramal shalih.

Beriman kepada Allah adalah proses peralihan jiwa manusia dari menganggap dirinya bebas dari semua kekuasaan dan ikatan serta tanggung jawab, menuju kepada ketundukan mengaku tanpa syarat bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. Iman meliputi tiga unsur utama; pengetahuan yang mendalam, kepercayaan yang penuh dan keyakinan yang teguh. Ketiga unsur ini akan membentuk iman yang kukuh menjadi tonggak kekuatan rohaniyah yang cukup kental untuk membina jiwa dan jasmani manusia. Keteguhan iman juga merupakan penghalang baginya dari melakukan kejahatan dan maksiat.

Pelaksanaan Amal Ibadah/Shalih warga ldii

Keimanan tanpa ketaatan melalui amal ibadah adalah sia-sia. Warga ldii yang berpribadi unggul akan tergambar jelas keimanannya melalui amal perbuatan dalam kehidupan kesehariannya. Bahkan jika dikaji tujuan Allah  menjadikan manusia itu sendiri, ialah supaya beribadah kepadaNya. Firman Allah SWT :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.”

Ibadah adalah bukti ketundukan dan kepatuhan seorang hamba setelah mengaku beriman kepada Tuhannya. Ibadah yang dimaksud disini adalah ibadah madhoh dan ghoiru madhoh. Termasuk di dalam ibadah ghoiru madhoh adalah hubungan sesama manusia.

Justru itu, bagi individu yang berpribadi unggul, seluruh aktivitas hidunya, baik hubungannya dengan Sang Pencipta ataupun dengan masyarakat adalah diyakini sebagai ibadah.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.”
 Akhlak Mulia Warga LDII (Akhlaqul Karimah)

Akhlak mulia di tekankan pada warga ldii (akhlaqul karimah) agar menjadi pribadi unggul, pribadi unggul  adalah hasil keimanan yang kental. Ini disebabkan tali ikatan yang menjalin hubungan antara individu dengan masyarakat terbentuk melalui nilai-nilai dan disiplin yang diamalkan oleh anggota masyarakat tersebut.

Sekiranya nilai yang diamalkan itu positif maka akan lahirlah sebuah masyarakat yang aman, damai, harmoni dan diselubungi roh Islami. Rasulullah SAW adalah contoh utama pembentukan akhlak.

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Dan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Beberapa nilai yang baik dalam akhlak Islami yang menjadi tonggak amalan untuk melahirkan warga ldii menjadi  manusia unggul ialah:

Jujur

Jujur adalah sifat pribadi orang iman, yang apabila berkata benar, tidak dusta, tidak menipu, polos apa adanya, walaupun pada lingkungan dan keadaan seperti apa apapun.

Firman Allah :

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan hendaklah kalian berada bersama orang-orang yang jujur.”

 Sabda Rasulullah SAW :

“Tetapilah, kejujuran, sesungguhnya jujur itu menunjukkan pada perbuatan yang baik dan sesungguhnya perbuatan baik itu menunjukkan pada surge, dan tidak henti-hentinya seseorang berbuat jujur dan bersungguh-sungguh berusaha jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang ahli jujur. Dan jauhilah dusta , karena dusta itu menunjukkan kepada fajir dan sesuhgguhnya perbuatan fajir mununjukkan pada neraka, dan tidak henti-hentinya seseorang berbuat dusta dan bersungguh-sungguh berusaha dusta sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang ahli dusta.”
 Penerapan Kejujuran Pada SDM Warga LDII

Kejujuran (sidiq) adalah cerminan sebuah kepribadian warga ldii yang sehat, ibarat bunga adalah melati, putih, bersih, indah, dan menebarkan bau harum di sekitarnya, dan semua orang tentu senang melihat dan ingin menciumnya. Orang yang jujur hidupnya akan tentram dan damai, oleh karena tidak ada kepalsuan dalam dirinya, tidak ada dusta, tidak menipu diri sendiri, sehingga hatinya akan tenang dan tidak wаѕ-wаѕ karena tidak ada kekhawatiran terbongkarnya sesuatu yang disembunyikan pada dirinya.

Amanah

Amanah adalah sifat mulia yang mesti diamalkan oleh setiap orang . Amanah adalah azas ketahanan umat, kehormatan dan rohnya keadilan Firmah Allah SWT :

“Maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya.”

 Ikhlas

Ikhlas merupakan inti setiap ibadah dan perbuatan. Firman Allah SWT :

“Dan mereka tidak diperintah kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus.”

Ikhlas akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Remaja ldii  yang mengamalkan sifat ikhlas akan mencapai kebaikan dunia dan akhirat, dan mencapai kerukunan, persaudaraan, perdamaian dan kesejahteraan. Baca Selengakapnya di sini LDII

Sabtu, 15 Juni 2013

TPA AL- MUHAJIRIN

    PAC Ldii  Mekar sari Tambun selatan sangat menyadari tentang arti pentingnya pembinaan generasi penerus, maka segenab jajaran pengurus organisasi selalu entensif dalam pembinaan generasi tersebut.............
Dalam hal pebinaan tersebut PAC LDII Mekar sari bekerja sama dengan PC LDII Tambun selatan mendidirikan TPA AL- MUHAJIRIN
    
TPA Al-Muhajirin terbentuk pada tanggal 5 Januari 2009, dan mendapatkan pengesahan dari Departemen Agama Kabupaten Bekasi tiga bulan berikutnya, tepatnya tanggal 9 Maret 2009. Anak didik TPA Al-Muhajirin yang awalnya hanya terdiri dari anak-anak jama’ah majelis ta’lim Al-Muhajirin sekarang  ini sudah berkembang dari luar jama’ah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin.   Keberadaan TPA  Al-Muhajirin ini ternyata sangat disambut antosias oleh warga sekitar, bahkan setelah adanya TPA tersebut peserta jama’ah pengajian majelis ta’lim di Al-Muhajirin iku mengalami perkembangan. Awal pembentukan TPA tersebut hanya mempunyai murid sekitar 25 an anak santri, dalam waktu tidak lama santri TPA al-Muhajirin berkembang menjadi sekitar 75 santri. Dan semakin  lama perkembangan TPA al-Muhajirin sangat membanggakan, Temasuk dulu hanya mempunyai sekitar 3 orang guru sekarang mempunyai 7 orang guru. Sarana dan prasarana di TPA Al-Muhajirin sangat memadai dalam proses belajar mengajar, ruangan kelas yang cukup nyaman dan ruang bermain yang sangat luas. 







 Foto diatas contoh kegiatan yang ada di TPA Al- MUHAJIRN Tambun selatan........

PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK


Stephen R. Covey ( 1997 ) mengemukakan empat prinsip peranan oarang tua atau keluarga dalam pendidikan anak, yitu :
a.       Modelling yaitu : Orang tua adalah contoh atau model panutan bagi anaknya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa teladan yang baik dari orang tua mempunyai pengaruh yang kuat bagi anak. Orang tua merupakan model yang pertama dan terdepan bagi anak (baik positif ataupun negatif), dan merupakan pola pembentukan “way of live” anak. Cara berfikir dan berbuat anak dibentuk oleh cara berfikir dan berbuat orang tuanya. Melalui modelling ini orang tua telah mewariskan cara berfikirnya kepada anaknya, yang kadang-kadang sampai generasi berikutnya. Maka sebagai orang tua yang baik harus bisa menjadi seorang “Modelling” yang baik bagi anaknya.
b.      Mentoring, yaitu kemampuan  untuk menjalin atau membangun hubungan, investasi  emosional (kasih sayang kepada orang lain) atau pemberian perlindungan kepada orang lain secara mendalam, jujur dan tidak bersyarat. Sebagai orang tua yang baik tentunya juga harus bisa menjadi seorang “mentoring” bagi anaknya.
c.       Organisinzing, yaitu keluarga seperti perusahaan yang memerlukan tim kerja dan bekerjasama antar anggota dalam menyeleseaikan tugas-tugas atau memenui kebutuhan keluarga. Maka disini orang tualah yang menjadi pemimpin dalam perusahaan tersebut terutama seorang ayah, supaya bisa menjadi pemimpin yang baik buat keluarganya.
d.      Teaching, yaitu terkait dengan peran orang tua sebagai guru atau pengajar bagi anak-anaknya mengenai hukum-hukum (prinsip-prinsip) dasar kehidupan. Disini orang tua menciptakan kemampuan dasar (conscious comptence) pada diri anak, yaitu anak memahami tentang apa yang mereka kerjakan  dan alasan  tentang mengapa mereka mengerjakan itu. Dengan demikian anak akan enjoy mengerjakan sesuatu yang telah difikirkan dan direncanakan sendiri bukan karena paksaan dari orang tua.

Minggu, 02 Juni 2013

MENGAPA JAMA'AH LDII KHOTBAH JUM'AT MEMAKAI BAHASA ARAB

" Jaman Nabi kalau khotbah jum'at ntah nabi khotbah diwilayah mana saja selalu munggunakan bahasanya Nabi ( Bahasa Arab )  apakah salah Jama'ah LDII kalau khotbah selalu menggunakan bahasa Arab ?' Pendapat LDII ini pun di perkuat dengan pendapat empat Madzab yang sangat terkenal Yaitu Hanafi, Maliki,Hambali & Safi'i kita perhatikan petikan kitabnya........................"


* الْخُطْبَةُ بِالْلُغَةِ الْعَرَبِيَّةِ *
الْمَالَكِيَةُ قَالُوا يَشْتَرَطُ فِى الْخُطْبَةِ اَنْ تَكُوْنَ بِالْلُغَةِ الْعَرَبِيَّةِ وَلَوْ كَانَ الُقَوْمَ أَعْجَمِيَّالاَيَعْرِفُوْ بِهَا فَإِلَمْ يُوْجَدْ فِيْهِمْ مَنْ يُحْسِنُ الْلُغَةِ الْعَرَبِيَّةِ بِحَيْثُ يُـؤَدِّى الْحُطْبَةُ بِهَا سَقَطَت  عَنْهُمْ الْجُمْعَةُ  (الفقه على مذاهب الاربعة )
Artinya :
* Khotbah dengan Bahasa Arab *
“ Bangsa Al Malakiyah berkata : Telah di buat syarat di dalam masalah khotbah harus dengan menggunakan bahasa Arab, walaupun bangs A’jam yang tidak mengerti bahasa Arab (tetap harus menggunakan bahasa Arab) jika tidak dijumpai dalam golangan mereka orang yang bisa khotbah dengan bahasa Arab maka gugurlah kuwajiban sholat Jum’at….( dipetik dari empat Madzab Maliki, Hanafi, Hambali dan safi’i)
Keterangannya : berarti menurut madzab empat yaituMalik, Hambali, Hanafi dan juga safi’I maka khotbah hari Jum’at harus menggunakan bahasa Arab……..

* FUNGSI UTAMA ORANG TUA*



 fungsi utama orang tua adalah bisa menempatkan fungsi keluarga denagan semestinya, yang menyangkut fungsi ayah, ibu dan anak yang meliputi sebagai berikut :
  1. Fungsi sosial, Orang tua atau keluarga memberikan prestise dan status kepada angota keluarganya.
  2. Fungsi edukatif, Orang tua memberiakan pendidikan kepada anak-anaknya
  3. Fungsi protektif, Orang tua melindungi angotanya terutama anaknya dari acaman fisik, ekonomi dan psikososial.
  4. Fungsi religius, Orang tua memberikan pengalaman spiritual (keagamaan) kepada anak-anaknya.
  5. Fungsi efektif, Orang tua memberikan kasih sayang dan melahirkan keturunan.
  6. Fungsi ekonomis, Keluarga merupakan  satuan sosial yang mandiri, yaitu anggota keluarganya menkosomsi barang yang diproduksi sendiri dan tidak konsumtif.